Hujan pagi ini merencatkan kumbang-kumbang jantan kelaparan terbang mencari secangkir madu buat kekasih hati.
***
Kubuka jendela alam supaya awan-awan kelam bisa diterjemahkan menjadi lirik lagu rindu sang hati lelaki. Kata-kata luhur mengurai rambut-rambut lembut dalam jiwa sang lelaki sepi yang terus menadah minta dimiliki. Walau secerah manapun siang, seterang manapun lampu neon, aku terus merangkak deras merentasi nafsu-nafsu maya kehidupan. Sederas air yang menghempas batu membentuk seribu arca noda yang kugantung kedinding menjadi hiasan mata hati. Takkan hilang dek gontaian waktu yang tak pernah jera menjebrolkan saat-saat duka.
***
Kususunrapat detik-detik waktu itu menjadi menjadi satu storyboard yang bisa ku pancar ke dinding suatu hari nanti buat tatapan kita bersama.
No comments:
Post a Comment